Sejarah Piranti Pengkabutan
Fungsi kerja
sebuah karburator, atau yang disebut piranti pengkabutan pada sebuah mesin
motor. Jelas memiliki peranan yang sangat signifikan. Cara kerjanya berfungsi
mencampur bahan bakar dengan udara. Nah, apabila terdapat hambatan. Seperti
kotoran pada nosel. Tentunya, piranti yang memiliki dimensi cukup kecil ini,
akan kurang bisa bekerja secara sempurna. Alih-alih, power tunggangan Bikes
pun, agak tertahan diputaran atas. Alhasil, bunyi brebet pada putaran bawah
juga, akan cukup menganggu dan merepotkan Bikes. Well, tentunya dengan kondisi tersebut. Fungsi kerja piranti ini,
terlihat jelas, memiliki peran yang sangat penting.
Jika ditelusuri
lebih jauh. Piranti pengkabutan pertama, Ditemukan oleh seorang pria bernama,
Karl Benz pada tahun 1885. Alih-alih, seiring dengan Perkembangan piranti
pengkabutan itu sendiri, berbagai inovasi dan riset pun, menghadirkan beragam
jenis dan peruntukannya. Mulai dari jenis, sistem kerja yang konvensional.
Hingga sistem kerja yang dilakukan oleh unit kontrol komputerisasi. Dengan
begitu. Perkembangan dan berbagai inovasi pun, bisa Bikes sadari dan rasakan
sekarang ini.
Piranti
pengkabutan bahan bakar. Awal mulanya, banyak diaplikasikan pada mesin
industri. Namun, pria bernama Frederick William Lanchester, berkebangsaan
Brimingham, Inggris. Adalah, orang pertama yang mengaplikasikan piranti
pengkabutan, pada mesin mobil bersilinder tunggal. Mobil hasil eksperimen,
Frederick beserta saudaranya. Merupakan mobil pertama di dunia, yang menggunakan
bahan bakar cair atau bensin. Kebanyakan mobil pada masa itu, menggunakan mesin
uap.
Dengan hadirnya
piranti pengkabutan pada mesin kendaraan bermotor. Tentunya, membuat piranti
yang satu ini, mengalami perubahan dan perkembangan. Sejalan dengan kemajuan
teknologi otomotif. Piranti kecil yang sebelumnya, pernah dibuat dari sebuah
kaleng bekas oleh Soichiro Honda, sang pendiri perusahaan raksasa Honda. Mengisyaratkan betapa simpelnya, sebuah
piranti pengkabutan hingga bisa dibuat dari sebuah kaleng bekas.
Evolusi Piranti Pengkabutan
KARBURATOR
Dengan prinsip
kerja yang cukup sederhana. Piranti pengkabutan ini, mengalami evolusi
beriringan dengan kemajuan teknologi industri otomotif, khususnya roda dua.
Dengan desain model updraft,
karburator jenis ini, menjadi piranti pengkabutan yang banyak dipakai pada
mesin-mesin industri hingga otomotif khususnya roda dua bermesin kecil.
Teknologi
pengkabutan dengan desain updraft.
Ternyata, mulai ditinggalkan pada akhir tahun 1930-an. Hal ini dikarenakan,
munculnya teknologi dengan desain yang berbeda dari sebelumnya. Perkembangan
piranti pengkabutan pada industri otomotif. Alhasil, mulai menemukan teknologi
terbaru yang dikhususkan untuk mesin otomotif berkonfigurasi tegak dan
miring/tidur.
Dari sinilah
mulai dibedakan, sebuah piranti pengkabutan berdasarkan kebutuhan sebuah mesin.
Setelah desain updraft. Mulailah
berkembang dengan bentuk desain downdraft
dan sidedraft yang menjadi salah satu
aplikasi favorit pada sebuah kendaraan bermotor. Dengan perubahan desain, optional desain dari sistem pengkabutan
yang ditawarkan. Awal tahun 1930-an, tentunya menjadi awal masa-masa
perkembangan teknologi industri otomotif.
Ketika
kebutuhan sebuah kuda besi ,mulai bereksplorasi menghasilkan mesin yang
mempunyai kapasitas dan bentuk berbeda. Piranti penyuplai bahan bakar pun, tak
ayal menyesuaikan dengan kebutuhan mesin itu sendiri. Namun, lain halnya dengan
piranti pengkabutan, peruntukkan tunggangan kompetisi balap. Meski, kubikasi
pada mesin, sebuah tunggangan terbilang cukup kecil. Hasilnya, tetap saja
pasokan bahan bakar harus banyak. Apalagi kinerja piranti tersebut berjalan
agak terhambat. Bisa jadi masalah tuh!
Karburator racing, dengan bentuk fisik luar yang
cukup besar, serta beberapa keunggulan fitur penunjang performa. Agar
tunggangan lebih meningkat. Tentunya, menjadikan beberapa produsen piranti
pengkabutan. Memproduksi racing kit
khusus kompetisi. Beberapa contoh, jenis karburator racing dari produk berlabel
keihin. Memiliki banyak serinya. Yakni, mulai dari seri PE, PWK, hingga PWM.
Nah, ketiga seri karburator tersebut. Sudah banyak teraplikasi pada motocross special engine dan super sport.
Dengan tipikal
yang serba besar. Keunggulan dari karburator racing, didapat dari performa kuda
besi yang meningkat. Keunggulan ini, tentunya dibarengi dengan konsekuensi
bahan bakar yang lebih banyak terkonsumsi. Dibandingkan dengan piranti
pengkabutan model standar. Bentuk skep
yang kotak dan datar, sudah jelas menjadi ciri khas piranti pengkabutan racing
tersebut. Jenis racing yang dikeluarkan oleh produsen seperti Keihin, Mikuni,
Dellorto, hingga Lektron. Ternyata, merupakan salah satu jenis barang produksi
ulang, yang dilakukan oleh perusahaan bernama Sudco dari Amerika. Hanya dengan
seting ukuran yang diperbesar, diikuti presisi dari ukuran piranti sebelumnya.
Sudco hanya, menyuguhkan setingan piranti pengkabutan untuk balap saja.
Isu global warming yang digembor-gemborkan 5
tahun terakhir ini. tentunya, membuat produsen otomotif. Untuk mengembangkan
teknologi, yang hemat bahan bakar bahkan tanpa bahan bakar. Akhirnya, piranti
pengkabutan yang menjadi “paru-paru”
sebuah kendaraan bermotor. Dimodify dengan
sentuhan dari kecanggihan teknologi. Salah satu tandanya dengan karburator
model vakum. Yakni, karburator yang banyak terpasang pada kuda besi
bertransmisi matik. Karbu vakum ini, mempunyai fungsi utama lebih menekan
pasokan bahan bakar secara hemat, dalam segi penggunaannya.
Dengan sistem
yang memanfaatkan kevakuman pada ruang bakar. Tentunya, cara kerja karburator Vakum
lebih menyesuaikan putaran mesin. Namun, apabila mesin berada pada putaran
bawah atau langsam. Maka, bukaan lubang venturi karburator dari skep hanya
sedikit (kecil). Jadi, dengan begitu putaran mesin naik, dan tingkat kevakuman
meningkat. Skepnya sendiri akan membuka lebar-lebar untuk mengalirkan bahan
bakar.
Jadi naik
turunnya, sebuah skep pada karburator vakum. Tidak berdasarkan bukaan handle
gas, tapi dengan menyesuaikan putaran mesin, pada ruang bakar yang mempunyai
tingkat kevakuman berbeda-beda. Hal ini jelas, membuat asupan bahan bakar akan
mengalir seperlunya pada ruang bakar. Dengan kondisi ini, sisa bahan bakar yang
tidak terbakar dapat diminimalisir sekecil mungkin.
Seiring
berjalannya perkembangan, piranti pengkabutan. Komputerisasi elektronik pun,
mendapat peranan tambahan pada sebuah karburator (baik konvensional hingga
vakum). Tambahan piranti elektronik, yang terpasang pada sebuah karburator.
Yakni, salah satunya TPS (Throttle
Position Sensor). Piranti elektronik yang mempunyai fungsi, untuk menggeser
waktu pengapian lebih awal, pada saat gas dibuka.
Dengan
bergesernya waktu pengapian menjadi lebih awal, pada saat gasingan motor lebih
tinggi. Maka efisiensi bahan bakar pun, akan lebih baik. Selain itu, tenaga
yang dihasilkan akan optimal. Hal ini dikarenakan, pengapiannya sendiri. Sudah
siap membakar bahan bakar, yang mengalir pada ruang bakar. Ketika skep mulai
naik ke atas, sensor pun mulai bekerja. Yakni, dengan mengirimkan sinyal pada
CDI, yang akhirnya memberitahukan pada koil, yang terhubung dengan busi. Dengan
begitu, Saat posisi skep mulai membuka. Busi tersebut akan memantikan api, sesuai kebutuhan aliran
bahan bakar.
Sistematis Cara Kerja Karburator
Bicara konsep
dasar. Pastinya, piranti yang satu ini memiliki cara kerja cukup simple. Bahan bakar yang tertampung pada
mangkok karbu. Tentu, akan terhisap naik, melalui lubang nosel pilot/main jet, ke bagian venturi karburator. Bahan bakar
tersebut bisa terisap naik, dikarenakan adanya tekanan aliran angin, yang masuk
dari lubang udara (moncong karbu hingga venturi), yang mengecil.
Dengan ukuran
lubang dari moncong, hingga lubang venturi yang mengecil. Sudah pasti, aliran
udara yang masuk akan lebih cepat bergerak. Sehingga lubang nosel, yang berada pada permukaan lubang
udara. Mendapat tekanan yang mengakibatkan terhisapnya bahan bakar pada mangkok
karbu, mengikuti aliran udara yang bergerak. Dengan begitu tercampurlah antara
bahan bakar dengan udara sehingga terjadi pengkabutan.
Apabila Bikes
masih bingung, dengan penjelasan cara kerja karburator tadi. Coba Bikes, tengok
cara kerja alat semprot serangga manual, yang dipompa menggunakan tangan. Saat
tangan memompa dan menyemburkan udara. Hasilnya, secara otomatis tabung yang
berisi minyak pembasmi serangga. Terhisap berkat tekanan udara, sehingga
tersembur searah dengan aliran udara yang terpompa. Nah, seperti itu kira-kira,
cara kerja sederhana dari karburator.
Jenis Piranti Pengkabutan Karburator
Piranti
pengkabutan pada sebuah sepeda motor, jelas memiliki fungsi yang sangat vital.
Oleh karenanya, berbagai piranti pengkabutan pun bermacam-macamnya jenisnya.
Memang, jika ditelusuri lebih jauh lagi. Tak ada yang beda dari penggunaan dan
cara kerjanya. Secara sistematis, fungsi dan cara kerjanya, hanya menyalurkan
hasil pengkabutan bahan bakar dengan udara. Namun, bentuk dan penggunaan secara
khusus. Jelas memiliki karakter yang berbeda-beda pula.
Hampir
kebanyakan, semua bentuk lubang angin venturi (lubang tempat terjadinya
pengkabutan). Tak lain, secara digambarkan, berbentuk bulat. Hal ini,
dikarenakan supaya si aliran udara yang masuk, berjalan lancar dan terarah
menuju ruang bakar. Ukuran venturi pun, mempunyai karakter yang berbeda sesuai
kapasitas mesin dan penggunaannya.
Jenis piranti
pengkabutan memang banyak macamnya. OTOBIKES sendiri yang sebelumnya melakukan
riset dari pasaran, dan melakukan pencarian lewat situs jejaring sosial.
Akhirnya, disudutkan pada kesimpulan membagi piranti pengkabutan tersebut.
Khususnya piranti pengkabutan, pada kuda besi. Yakni, terbagi dalam 3 jenis:
- karburator konvensional. Yakni piranti yang biasa terdapat pada motor keluaran lawas, hingga pertengahan tahun 2000-an. Karburator berdesain sidedraft ini, diperuntukkan untuk mendapatkan performa maksimal dan juga irit. Ukuran venturi karburator konvensional tersebut. Biasanya disesuaikan, dengan kapasitas kubikasi mesin si kuda besi. Sistem kerja jenis piranti pengkabutan ini, mengandalkan bukaan skep dan jarum skep dalam mengatur putaran mesin. Hasilnya, putaran mesin pun akan diatur oleh bukaan dari skep yang tak lain mengatur juga ukuran venturi berjenis bergerak tersebut. Maksud venturi bergerak. Adalah celah venturi yang dapat berubah-ubah, berkat naik turunnya skep ketika grip gas diplintir. Sehingga putaran mesin diatur oleh besarnya lubang venturi yang dikendalikan oleh skep dan jarum skep. Jarum skep sendiri punya pengaruh dalam mengatur debit aliran bahan bakar yang terisap bersama dengan aliran udara. Sedangkan venturi tetap pada tipe ini. Ukuran venturinya tidak berubah-ubah. Pedal gas mengatur katup udara yang menentukan besarnya aliran udara, yang melewati venturi. sehigga menentukan besarnya tekanan untuk menarik bahan bakar.
- Jenis yang kedua ialah karburator vakum. Biasanya, jenis karburator yang banyak dipakai pada kuda besi keluaran teranyar, seperti karbu pada motor matik. Karbu ini, mempunyai kelebihan pada efisiensi bahan bakar. Karena cara kerja karburator vakum, Adalah naik turunnya skep berikut jarumnya, ditentukan oleh kevakuman di ruang bakar. Saat putaran mesin rendah, dan tingkat kevakuman di ruang bakar rendah. Skep hanya membuka dengan lubang yang kecil. Begitu putaran mesin naik, didukung kevakuman meningkat, Skep tersebut, tentunya akan membuka lebar-lebar untuk mengalirkan bahan bakar. Permintaan bahan bakarnya sendiri, akan sesuai dengan keperluan mesin. Sehingga, perbandingan campuran bahan bakar dan udara. Akan sesuai dengan kondisi mesin. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar pun dirasa, akan jauh lebih hemat dibandingkan karburator konvensional.
- Jenis yang ketiga. Yakni Karburator Racing. Karburator jenis ini, memang diperuntukkan untuk sebuah tunggangan full performance. Bisa dikategorikan, sering dipakai pada ajang kompetisi adu kecepatan kuda besi. Karbu jenis ini, memang memiliki bentuk dan fungsi yang khusus. Dari bentuk skepnya yang kotak, hingga ouval (perpaduan kotak dan bulat pada salah satu sisinya). Sudah dipastikan, mampu berfungsi mempercepat aliran udara, yang masuk melalui lubang mulut karburator. Dengan bentuk skepnya yang kotak atau lonjong.tentunya, karburator ini, mampu memberikan efek ringan, ketika rider menarik gas. Dengan bukaan skep/ venturi yang membesar, ketika skep mengangkat. Sudah pasti, Putaran mesin pun akan lebih mudah dikontrol. Hasilnya, tunggangan bikes pun secara spontan. Mampu berakselerasi, ketika dipacu pada putaran bawah hingga atas. Selain itu, dengan ukuran spuyer dan lubang venturi yang besar. Tentunya jenis ini, menjadi salah satu ciri dari sebuah karburator racing.
Desain Karburator
Ada beberapa
desain karburator berdasarkan aliran udara dan venturi. Yakni :
- Karburator aliran ke atas (updraft). Tentunya, banyak dipakai pada mesin generasi awal, yang membutuhkan suplai bahan bakar cair. Cara kerja jenis karburator ini, mempunyai aliran udara yang masuk melalui bagian bawah karburator. Kemudian, keluar melalui bagian atas. Keunggulan dari desain karburator seperti ini, adalah terhindarnya dari banjir pada mesin. Apabila karburator mengalami kelebihan bahan bakar cair, maka akan langsung tumpah. Tidak sampai masuk ke dalam intake manifold.
- Karburator aliran turun (downdraft). Yakni, piranti pengkabutan khusus otomotif yang mulai diberlakukan pada akhir tahun 1930-an. desain karburator downdraft, jenis ini. Cara kerjanya, nampak terlihat pada aliran bahan bakar menurun, menuju ruang bakar mesin. Aliran udaranya tersebut, masuk dari bagian atas dan kemudian keluar dari bawah. Dengan sistematis proses keja tersebut. Desain karburator ini, mempunyai kelebihan di banding desain karburator sebelumnya. Alih-alih, pemanfaatan momentum gravitasi. Tentunya, menjadikan si suplai bahan bakar, dapat masuk dengan cepat melalui ruang bakar mesin. Keuntungan lainnya, didapat juga dari spuyer. Bahan bakar yang tersemprot pun, tidak menunggu dihisap oleh tekanan pada ruang bakar mesin. Selain itu, posisi desain karburatornya sendiri, lebih dekat dengan ruang bakar. Yang berakhir, mampu meminimalisirkan jeda masuknya bahan bakar. Desain karburator seperti ini, sangat cocok dipakai pada mesin yang miring/tidur.
- Satu lagi desain yang paling sering ditemui sekarang, di setiap kendaraan bermotor yang menggunakan karburator. Yakni Desain aliran datar (Sidedraft). Desain karburator, yang memiliki karakter aliran udara yang masuk dari sisi samping. Serta mengalir dengan arah mendatar, lalu keluar lewat sisi sebelahnya. Jenis desain karburator seperti ini. Tentunya, memang banyak diadopsi dan diaplikasikan pada motor sekarang.
INJEKSI
Perkembangan
sistem pengkabutan pada kendaraan roda dua. Alhasil, mampu membuat piranti yang
satu ini, mengalami penyempurnaan. Dengan dalih pembakaran yang sempurna, dan
menghasilkan laju performa kendaraan lebih optimal. Tentunya, mampu membuat
kondisi ruang bakar. Menjadi lebih bersih, tanpa ada sisa dari hasil pembakaran
tersebut. Keadaan ini, juga dipercaya berkat hasil asupan bahan bakar yang
efisiensi. Ditunjang juga, berkat teknologi pendukung elektronik tersebut.
Pada akhir
tahun 1980-an. Penggunaan piranti pengkabutan yang terkontrol, oleh sistem
elektronik (injeksi) tersebut. Akhirnya, mampu menggantikan peran kaburator,
sebagai asupan bahan bakar kendaraan bermotor. Sistem pengkabutan injeksi
pertama, dicoba dan digunakan pada era tahun 1971 oleh Toyota Crown. Nah, baru
setelah tahun 1981. sistem injeksi ini, diproduksi secara massal pada Toyota
Crown dan beberapa mobil di Negara Eropa.
Sistem injeksi
yang terkomputerisasi, lewat perangkat elektronik ini. memiliki sebuah otak
yang memprogram, besaran asupan bahan bakar dan udara kedalam ruang bakar. Alat
tersebut, dinamakan Elektronik Control Unit (ECU). ECU tersebut, tidak hanya
berfungsi mengatur seberapa banyak asupan bahan bakar dan udara yang harus
dicampur saja. Akan tetapi, mampu bekerja mendeteksi permasalahan yang terdapat
pada mesin juga.
Dengan
teknologi yang makin berkembang. Tentunya, semakin banyak pula kendaraan roda
dua, yang mengaplikasikan teknologi Elektronik Fuel Injection (EFI), yang
sebelumnya familiar pada sistem pengkabutan kendaraan roda empat awal tahun
1980-an.
Well, untuk perkembangan piranti pengkabutan pada
kuda besi itu sendiri. Teknologi yang ditawarkan pun, memiliki keunggulan dari
piranti pengkabutan karburator sebelumnya. Dengan asupan bahan bakar, yang
terkontrol oleh sistem komputerisasi. Bisa dikatakan, campuran antara bahan
bakar dengan udara (pengkabutan) pun, mampu didapatkan dengan presisi dan
sempurna. Dengan begitu konsumsi bahan bakar, didapat dengan efisiensi.
Sistematis Cara Kerja Teknologi Injeksi
ECU sendiri
dapat diseting, dengan alat Fi-Diagnostic Tool (FiDT), yang mempunyai fungsi
mengatur “sedikit” debit bahan bakar
yang tersemprot pada pompa injector. Nah, dari sinilah presisi volume bahan
bakar dan udara yang tercampur. Dapat dikontrol dan terdeteksi. Namun, tak
hanya itu. FiDT juga dapat mendeteksi segala problem, yang terjadi pada sistem
pengkabutan canggih tersebut.
Dari semua
kecanggihan yang diberikan sistem injeksi. Tentu saja, masih banyak bagian
penting lainnya, yang perlu diketahui lebih dalam lagi. Injektor, adalah
piranti utama pada sebuah sistem injeksi. Yakni, berfungsi menyemprotkan bahan
bakar, yang kemudian tercampur dengan aliran udara, pada intake/manifold.
Injector, itu
sendiri bisa diibaratkan sebuah semprotan. Yakni, dapat menyemprotkan bahan
bakar. Sehingga cairan bahan bakar, yang tersemprot. Akan menghasilkan, butiran-butiran
partikel kecil. Dengan hasil penyemprotan berupa partikel-partikel kecil. Bahan
bakar yang tersembur pun, dapat terbakar dengan sempurna dan merata.
Bagian lainnya,
Yakni, pompa bahan bakar yang terintegrasi oleh listrik. Tak lain, unit yang
berfungsi mengalirkan bahan bakar yang terdapat pada tangki bensin, kepada injector
yang terhubung dengan ECU. Dengan demikian, injektor tersebut. Jelas memerlukan
tekanan bahan bakar yang cukup tinggi, ketika menyemprotkan aliran bahan bakar
ke ruang bakar mesin. Nah, tekanan yang terjadi pada injector itu sendiri.
Diatur juga oleh Pressure Regulator. Yakni, alat yang mengatur tekanan bahan
bakar agar konstan di ukuran 55-60 psi.
Jika dirunut
secara garis besar. Semua bagian dalam piranti pengkabutan injeksi, dapat
bekerja. Tak lain dikarenakan, berkat adanya pasokan tenaga listrik dari Accu. Namun,
apabila tenaga listrik yang dialirkan pada sistem injeksi tersebut, tidak
berjalan dengan baik. Sudah dipastikan, tunggangan berinjeksi Bikes pun tidak
akan dapat hidup. Oleh karenanya, sumber kelistrikan pada sebuah tunggangan
berinjeksi. Harus betul-betul mendapat perawatan yang lebih rutin, dibanding
tunggangan lainnya.
Jenis Mesin Berinjeksi
Sistem
pengkabutan berinjeksi ini mempunyai penempatan dan ciri khas yang
berbeda-beda. Meski memiliki sistem kerja, yang dasarnya sama-sama saja dengan
karburator (mengkabutkan bahan bakar). Namun, semua jenis yang ada mempunyai
hasil dan karakteristik berbeda. Untuk setiap mesin kendaraan bermotor.
1.
Single Point /
Central Fuel Injection System
Jenis injeksi single point, atau dalam bahasa
luarnya Central Fuel Injection System
(CFI). Mempunyai satu buah injector, untuk satu hingga beberapa silinder.
Penempatan injektor tersebut, berada pada throttle
body atau venturi (intake manifold). Namun, pembagian
semprotan bahan bakar dari sebuah injector,
yang kemudian terbagi untuk mesin bersilinder lebih dari satu. Tentunya, menjadi
ciri khas dari jenis injeksi bertipekan CFI tersebut.
2.
Multi Point
Fuel Injection System
Untuk jenis yang satu ini, dikhususkan bagi
mesin bersilinder lebih dari satu. Sehingga penempatan injector, berada pada tiap
intake manifold per silinder. Satu silinder mendapatkan semprotan dari
sebuah injector. Sehingga jumlah injector, sama dengan jumlah silinder. Berbeda
dengan CFI, yang hanya mengandalkan satu injector dalam membaginya, kebeberapa
silinder melalui intake/manifold yang
bercabang.
3.
Gasoline Direct
Injection (GDI)
Sistem injector yang satu ini, berada di dalam ruang bakar. Sehingga
bahan bakar disemprotkan langsung, keruang bakar tanpa harus melalui intake manifold. Tetapi intake manifold sendiri, sebenarnya
masih digunakan. Hanya, berfungsi sebagai
saluran aliran udara, yang masuk menuju ruang bakar saja. Teknologi seperti ini
terbilang masih mahal. Hal ini, dikarenakan. Bahan material injector itu
sendiri, harus tahan pada suhu tinggi di ruang bakar. Untuk sistem injeksi GDI.
Teknologinya sendiri, masih dalam tahap pengembangan. Agar dapat diaplikasikan,
pada kendaraan roda dua. Namun, baru diaplikasikan pada mesin kuda besi asal
amerika. Yakni, motor berngaran Motus MST-01 KMV4.
Sistem
pengkabutan yang sejalan dengan perkembangan jaman. Tentunya, akan membuat piranti
tersebut, selalu mendapat pengembangan dan inovasi. Dengan tujuan, agar
performa mesin semakin lebih meningkat, ditunjang dengan efisiensi terhadap
bahan bakar. Berikut diikuti juga, dengan teknologi yang mengarah pada mesin ramah
lingkungan.
Betapa pentingnya,
teknologi pada piranti pengkabutan tersebut. Tak ayal, piranti pengkabutan pun,
sering disetting dan dimodifikasi pada kuda besi diajang adu balap. Hal ini,
lebih bertujuan untuk menghasilkan pasokan bahan bakar yang lebih. Namun tetap
seimbang, dengan aliran udaranya sendiri. Alhasil, performa mesin dalam
berakselerasi pun semakin meningkat.
Memang dalam
teknologi balap. Dibutuhkan pasokan bahan bakar yang lebih. Supaya tunggangan
itu sendiri, dapat melaju dengan performa maksimal. Nah, lain halnya dengan kebutuhan
pasokan bahan bakar, bagi tunggangan yang diperuntukkan umum. Namun, tak menutup kemungkinan apabila
teknologi tersebut diterapkan. Tentunya, asupan bahan bakar pun akan lebih
efisiensi. Alih-alih performa kuda besi dalam bermanuver pun, akan lebih
bertenaga.
Tak ayal, Setiap
pabrikan pun berlomba-lomba, memproduksi kuda besi yang efisien dan ramah
lingkungan. Dengan adanya standar emisi euro 3 yang diterapkan, untuk setiap
kendaraan yang diproduksi massal saat ini. sudah pasti teknologi efisiensi
bahan bakar, melalui piranti pengkabutan tersebut. Akan menjadi salah satu
produk teknologi, yang terus diincar dan dikembangkan. Sejalan dengan keadaan
pemanasan global yang dirasakan akhir-akhir ini.
NASKAH :
NIZA/RAMDAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar