Rabu, 10 Agustus 2011

Dede Yusuf

Olah Potensi Jadi Solusi

SIAPA yang tak kenal pada pria berperawakan tegap, berwibawa, ramah, dan sukses membuat mainstream sebagai ikon lelaki sejati? Tak salah lagi, itulah Yusuf Macan Effendi,  atau lebih dikenal Dede Yusuf. Ia berhak menyandang sebagai lelaki penuh dedikasi, tanggung jawab, fighter, pemikir dan mandiri. Atau bisa diidentifikasikan sebagai seorang laki-laki sejati.
Berawal dari background keluarga broken home,  Dede tidaklah menjadi seorang anak yang underestimate. Bahkan, sikap badung di masa kanak-kanak, dengan ditunjang kreatifitas dan kemandirian sejak kecil, malah ia menjadi potensi yang tak ternilai harganya.
Pria kelahiran Jakarta, 14 September 1966 ini, jelas banyak mengalami pasang surut di setiap perputaran roda kehidupannya. Berawal dari seorang anak penjaja makanan, serta memimpikan ingin membuat sebuah taman bacaan, lalu tidak disangka kini menjadi seorang Wakil Gubernur Jawa Barat. Alhasil, semuanya itu dilakukan dengan proses pengorbanan yang lebih terasa down to earth.
Masa muda, jelas merupakan masa-masa proses pencarian dan pencitraan jati diri. “Hanya, bimbingan dan arahanlah yang tepatnya harus diperhatikan. Karena satu sama lain, jiwa muda itu memiliki perbedaan. Sehingga dengan perbedaan karakter, tidaklah dikatakan akan menjadi sebuah konflik. Bahkan, jika disatukan dan diarahkan bisa menjadi potensi yang sangat besar,” kata jawara Taekwondo Mahasiswa tingkat Nasional 1983 dan 1984, saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung Sate Bandung.
Saat ditelusuri secara detail saat ngobrol dengan sang Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) periode 2008-2013 tersebut, ternyata ia sangat antusias pada generasi  muda. Anak dari pasangan Ir Tammy Effendi dan Rahayu Effendi ini mengklasifikasi anak muda menjadi tiga kelas, yang perlu diexplore dan diperhatikan. Pertama, anak muda kelas follower, kedua kelas leader dan terakhir kelas independent.
Kelas follower ini umumnya hanya mengikuti saja, artinya fleksibilitas yang dilahirkannya cenderung dari hasil proses asimilasi dari kedua kelas di atas. Dengan kata lain, mudah goyah dan banyak sekali jumlahnya. Kelas leader yakni bisa dikatakan sebagai pemuda penggerak, pendobrak, sekaligus pelopor dalam sebuah perubahan. Sedangkan kelas independent biasanya dimiliki oleh orang-orang kreatif. Yakni orang yang lebih menginginkan kebebasan, identik dengan pakem hidup semau gue.
Nah, dari ketiga kelas di atas masing-masing memiliki potensi yang berbeda. Jika diarahkan si independent harus menjadi mitra si leader dan si follower bisa mengikuti si leader. Tentunya akan tercipta menjadi satu kesatuan pemuda yang lebih terarah, progresif, inovatif dan kreatif. Jika potensi tersebut diarahkan, akan menjadi sebuah kekuatan baru dalam melahirkan SDM yang andal di masa depan.
Meski dipenuhi dengan banyaknya prestasi dan award di setiap gerak-gerik hidupnya, tidak lantas membuat sang pemeran TV serial Jendela Rumah Kita tersebut, sedikit pongah dalam bersosialisasi. Jiwa leadership didukung soul kharismatik dalam menjawab setiap pertanyaan yang kami lontarkan, dikupas jelas satu per satu secara tuntas.
Olahraga, seni akting dan seabreg kemampuan yang dimilikinya, di-review habis pada seorang wanita (a man with a perfect Life). Pastinya, bisa membuat pria berkaca diri, sekaligus iri dan sering menelan ludah! Namun masalah itu, toh akhirnya telah tercover dan terbukti dirasakan langsung sang istri tercinta, Ir Sendy Ramania Wurandani, lulusan mahasiswi Teknik Industri Trisakti yang dinikahinya pada awal 1999 lalu.
Cucu dari sang pujangga prosa angkatan 1945 (Roestam Effendi) tersebut. Alhasil, Telah menganugerahkan dua anak putri, yang bernama Alifiya Arkana Paramita (Lifi) dan Kaneishia Latifa Zahra (Neisya), sebagai buah tangan kasih sayangnya kepada sang istri.

Di tengah aktifitasnya di pemerintahan, Dede tetap memperhatikan perkembangan dan kemajuan industri seni, sosial dan budaya. Kreatifitas seni menurutnya sangat perlu di-support oleh berbagai pihak. Itu penting agar terlahir kreatifitas seni yang mengusung nilai tradisi sosial dan budaya Indonesia. Ini yang akan mengharumkan nama baik Jabar (bangsa) di pentas seni nasional bahkan di mata dunia.

Ia bersama rekan-rekannya sesama seniman asal Bandung dan Jabar, selalu melakukan sharing dan brainstorming dalam memajukan pentas seni yang berdasarkan nilai sosial dan budaya yang dianut oleh masyarakat. Beragam pagelaran dan pentas seni pun, selalu diadakannya. Pentas seni yang sedang digarapnya adalah opera seniman musikal Lutung Kasarung. Yakni opera musikal yang menjunjung tinggi nilai budaya masyarakat Sunda. Sekaligus lebih memberikan konsep eksistensi budaya Sunda itu sendiri.
Sebagai pemerhati sekaligus pemegang peran penting, dalam kelestarian nilai tradisi budaya Sunda, dirinya tetap mengayomi dan menjunjung nilai kesundaan. Hal itu terbukti dari penjelasannya mengenai asal-muasal orang Sunda, babad sejarah, perkembangannya, serta hampir keseluruhan nilai dan budaya Sunda di pahaminya secara baik.
Menurutnya, orang Sunda itu unik dengan segala keramah-tamahannya, handap asor, dan ngajajar. Dengan kata lain, lebih saling respect terhadap sesama dan saling menghargai. Terlebih lagi, orang Sunda itu jika ditilik pada bentuk seni dan budayanya. Sejak jaman dulu sampai sekarang, sangat kaya akan ide dan kreatifitas dalam bentuk seni. Bahkan, mampu melahirkan dan mencetak ribuan pelaku seniman.
Saat ditanya mengenai leadership? Kang Wagub pun menjawab, ”Konsep kepemimpinan bisa dinilai dalam berbagai aspek pemahaman dan nilai tatanan sosial yang ada. Jika dilihat dari aspek pemahaman nilai budaya Sunda, kebijakan dan aturan main yang diperankan sang pemimpin dihasilkan secara bersama, tidak terpaku pada sistem kerajaan yang lebih otoriter. Tak lain, lebih saling memahami, musyawarah, berdampingan, serta tak membeda-bedakan strata sosial yang ada. Artinya, sang Raja (Prabu pada zaman dulu) di tanah Sunda hanya sebagai pengayom dan penentu kebijakan, didasarkan pada filosofis ngajajar”.
Bintang film serial action televisi ‘Jalan Makin Membara’ pun menambahkan, jika dilihat dari sisi agama, kepemimpinan itu jelas ada pada diri Rasulullah Saw. Walhasil, seorang pemimpin itu harus memiliki potensi. Just let’s says jikalau job positioning yang diembannya selama ini menuntut dirinya untuk melakukan improvement, yang jelas terbukti. So, bersama civil society dan dirinya sebagai agent of changes, mantan aktor laga tersebut tetap ingin terus menggali potensi untuk menghasilkan sebuah solusi. (ramdan)

Aktor yang Jadi Birokrat
SELAIN getol mengembangkan potensi anak muda, ayah dua anak ini memiliki hobi diskusi. And it’s totally unique. Aneh memang, jika diskusi malah bisa jadi hobi. Apa uniknya? Selain sering melakukan brainstorming dengan setiap orang, kegiatan ini jelas akan mengasah kemampuan untuk terus berfikir dan mampu menghasilkan problem solving yang tepat dalam menghadapi setiap permasalahan.
Dari karirnya di seni akting hingga bisa menjadi orang kedua di Pemprov Jabar ini, diawali dari keterlibatannya di dunia politik sejak bergabung dengan KOSGORO pada 1992. Seiring waktu, ia pun mendaftar sebagai calon legislatif dari PAN untuk daerah pemilihan Jabar IX (Kuningan-Ciamis-Banjar). Setelah itu ia terpilih menjadi anggota legislatif (2004-2009) dan duduk di Komisi VII yang membidangi Energi, lingkungan Hidup, Minyak dan Gas serta Ristek. Karena keuletan dan dedikasinya di panggung politik, karier terus menanjak hingga berhasil menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2008-2013.
Dialah sebagai sosok pemimpin yang mampu memberikan makna tersendiri bagi warga Jawa Barat. Banyak upaya yang dilakukan sang Wagub dalam memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di provinsi penyangga ibukota ini. Dalam konteks pembangunan, Dede pun cukup greget, bersemangat, peduli, dan memiliki daya juang serta sanggup bekerja keras membangun Jawa Barat, hingga bisa pentas ke fora nasional dan internasional.
                Pada tahun ketiga jabatannya sebagai wakil gubernur Jabar, Dede mampu melakukan adaptasi, evaluasi, dan menggali problematik pembangunan. Sehingga dengan langkah pasti, ia mampu menata ulang pelayanan dasar pemerintah, untuk mengatasi kebutuhan masyarakat, sekaligus memperhatikan rakyat kecil melalui program-program pemberdayaan.
Kepada kru Be Tabloid, pejabat yang menguasai berbagai ilmu bela diri ini menyampaikan obsesinya, yakni ingin memajukan Jabar dengan berbagai potensinya. “Saya lihat potensi Jabar lebih dari cukup. Khazanah Sumber daya alam, intelektual, budaya, dan lain-lain sangat potensial. Permasalahannya masing-masing daerah (kota maupun kabupaten) berjalan sendiri-sendiri, tidak terkoordinasi,” jelas artis, yang juga model, olahragawan, dan presenter ini.
Dede ingin APBD Jabar yang minim, yakni Rp10 triliun per tahun, terfokus pada pembangunan inti saja, agar efektif dan efisien. Di sektor daya beli, misalya, agribisnis di Jabar perlu dimaksimalkan. ”Kita raja sayur-mayur, raja domba, mengapa bidang ini tidak dikembangkan? Soalnya 60 persen wilayah Jabar didominasi oleh lahan pertanian,” ujar.
Demikian pula soal industri, kuliner, produk olahan, pariwisata, dan potensi budaya tidak lepas dari perhatiannya. Semua harus dibenahi melalui rancangan secara multiskala. Sehingga keanekaragaman usaha dapat diakomodasi dalam satu grand design yang disepakati semua pihak.
Di luar aktifitas pemerintahannya, Dede pun tak luput meluangkan hobinya melakukan adventure and crossover dengan memakai motor jenis trail. Hobi baru yang awalnya ia anggap biasa saja, ternyata lebih seru dan mengasyikkan. “Satu ketika saat saya mengunjungi satu daerah yang tak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Menjadikan kami tak bisa melewatinya. Tak lama, saya pun melihat motor trail milik seorang warga. Awalnya merasa sulit mengendarai motor tersebut, tak lama kemudian saya pun menikmatinya. Nah, semenjak itu saya mulai hobi mengendarainya”, kupas Dede. 

Skill, tantangan, dan kemandirian saat harus melakukan tracking di berbagai medan yang sulit. Tak lantas membuatnya patah semangat. Impactnya, sebagai seorang lelaki, malah semakin membuatnya tertantang dan penasaran untuk menggauli olahraga gasrek tanah tersebut.
Mengakhiri obrolannya dengan Be Tabloid, di setiap waktu luang, pria yang banyak mengoleksi prestasi olahraga tarung Taekwondo ini, selalu menyempatkan nonton film bersama keluarga, istri, dan anak-anaknya. Dede juga selalu ingin mencoba hal baru. Setelah merasakan serunya adu otot di komunitas bela diri, ia kini punya hobi baru menjajal asyiknya menembak sasaran dengan menggunakan senjata api sungguhan. Secara teratur, ia melatih kemampuan dan mengadu konsentrasi di lapangan tembak.[Ramdan]
All Foto : Zaki N Doc.
Kembali ke berita lain

Tidak ada komentar: