Rabu, 19 Januari 2011

REVIEW AKHIR TAHUN 2010

TEKNOLOGI INJEKSI VS “LACK OF KNOWLEDGE”

Perkembangan teknologi yang sudah banyak diterapkan pada industri roda dua. Sudah jelas, merupakan kebutuhan yang perlu dipahami oleh costumers ataupun masyarakat luas. Hal ini, bukan hanya dimaksudkan sebagai ragam keunggulan dan kelebihan yang diusung oleh tiap pabrikan dalam menelurkan serta memasarkan produk barunya saja. Melainkan, ditunjang juga dengan kesadaran akan kondisi alam yang dirasa semakin memburuk.

Dengan dalih “brand switching” yang dikampanyekan oleh tiap pabrikan dalam mengkomparasikan produk kompetitornya, tentu saja persoalan itu bisa dikatakan bukan hanya sekedar strategi dagang dan penjualan saja. Melainkan, bisa dipetik sebagai bentuk edukasi dan useful informed bagi bikes sendiri.

Beberapa info yang didapat bikes pun, mampu menambah proporsi wawasan dan nilai plus tersendiri. Hasilnya, “lack of knowledge” terhadap inovasi dan teknologi yang diterapkan tiap pabrikan, yang mampu memberikan kontribusi secara tidak langsung bagi pemahaman kehidupan bikes di masa mendatang.

Nah, bicara mengenai teknologi injeksi (Fuel Injection), yang diterapkan pada evolusi si kuda besi. Tentunya, bisa menjadi gambaran dan wawasan bagi bikes yang belum begitu kenal dan mengetahuinya dengan jelas.

Engine sebagai sumber penggerak sepeda motor, tentunya perlu sumber energi untuk menjalankannya. Nah, sumbernya adalah bensin yang dibakar. Alih-alih, Pembakaran yang terjadi pun akan menghasilkan energi gerak. Pertanyaannya, apa yang menyuplai bensin ke dalam mesin? Jika bikes mengerti cara kerja mesin motor, pastilah jawabannya adalah karburator. Jika dirunut kembali, karburator adalah alat yang digunakan pada mesin motor, yang berfungsi mencampur antara bensin dan udara. Dengan proporsi tertentu agar terjadi pengkabutan sebelum dimasukkkan ke ruang bakar.
Tentu saja, proporsi campuran bensin dan udara sangat krusial dalam efisiensi kinerja mesin. Hingga sekarang karburator masih banyak digunakan, terutama pada mesin motor. Dengan penerapan teknologi injeksi (Fuel Injection) terbaru pada kinerja mesin motor, sekaligus pengganti karburator. ATPM pertama yang menawarkan teknologi Fuel Injection ini adalah pabrikan berlambang sayap tunggal Honda.
“Sekitar tahun 2004, honda mengeluarkan motor pertama teknologi injeksi. Melalui varian Supra X 125 PGM-FI(Progammed Fuel Injection) yang tak lain menjadikan Honda sebagai pionir dalam penggunaan teknologi injeksi”, jelas Arman G. Imanto, selaku Motorcycle Sales dan Marketing Division Head PT. Daya Adira Mustika (DAM), Main dealer sepeda motor Honda Jabar.
Selang beberapa bulan Honda menelurkan produk berteknologi injeksi. Tak ayal, merek lain pun mulai mengeluarkan model injeksinya. Seperti, Suzuki dengan Shogun 125 FI dan Yamaha dengan motor bercirikhaskan sport Vixion. Lain halnya dinegara maju. Hampir bisa dipastikan, semua motornya menggunakan sistem injeksi. Sebab, selain lebih efisien. Di negara tersebut telah diberlakukan peraturan tentang standar gas buang (euro 1,2,3) yang jauh lebih ketat daripada di Indonesia.
Namun secara nasional. Penjualan unit motor berteknologi injeksi ini, masih memiliki banyak kendala. Diantaranya, dengan keterbatasan pemahaman konsumen atau masyarakat sendiri, dalam mengenal keunggulan yang dihasilkan teknologi tersebut.
Hal itu pun, diutarakan juga oleh Bargiana selaku area manager PT. Surya Primatama Motor selaku main dealer Bajaj daerah Jawa Barat. “kekhawatiran yang dirasakan konsumen mengenai injeksi, kalau rusak biaya mahal. Kalau ada kendala, harus ke bengkel resmi. Sedangkan ke bengkel biasa belum tentu bisa diperbaiki, dikarenakan keterbatasan teknologi peralatan”, tandasnya.
Bargiana pun menambahkan. “padahal, jika dilihat dari keunggulan teknologi ini. pertama, lebih free maintenance. Kedua, akurasi terhadap kinerja mesin lebih terarah, lebih irit, bahkan cenderung hemat lingkungan. Ditambah kinerja mesin bisa dikontrol secara sistematis dengan penggunaan alat ECU”, jelasnya, menanggapi keungulan teknologi injeksi tersebut.
Tentu masyarakat secara umum pun belum tahu apa itu injeksi. Selain harga motor injeksi yang dirasa costumer cukup mahal di kelasnya (untuk kelas bebek/underbone). “ Teknologi baru yang diterapkan pada unit motor. Tentu, membutuhkan cost besar. Sudah pasti, harganya pun akan berbeda”. Ungkap Indra Tjahjadi selaku Sales Area Manager PT. Sanggar Mas Jaya (SMJ), Main Dealer sepeda motor Suzuki Jawa Barat.
Sebenarnya teknologi ini sangat bagus. Selain setelannya lebih stabil (tidak seperti karburator yang butuh di tune-up secara berkala), campurannya juga relatif homogen dan stabil. Dampaknya, kinerja mesin motor akan lebih irit, responsif dan bertenaga. Namun, harganya yang dianggap lebih mahal, membuat masyarakat sedikit enggan untuk memilih motor injeksi.
“sistem elektroniknya sendiri, diipadukan dengan penggunaan elektronik modern. Dengan sistematis kerja sensor dalam memonitor kondisi mesin, sistem elektronik ini dinamakan, unit control elektronik (electronic control unit, ECU) yang berfungsi secara automatis untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan pada ruang bakar. Oleh karena itu, sistem injeksi dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar, kerja mesin jauh lebih efisien, mengurangi polusi dan juga memberikan tenaga yang lebih optimal”. Celoteh, Bargiana menjelaskan. Ujungnya, perawatan pun menjadi lebih mudah.
Dengan sistem injeksi yang dikontrol secara elektronik. Mesin mampu beradaptasi untuk bekerja secara efisien dan efektif sesuai dengan kondisi lingkungan. Misalnya berdasarkan perubahan suhu, kelembaban udara, ketinggian tempat, beban mesin atau kendaraan, kecepatan, jenis bahan bakar dan sebagainya. Dengan dilengkapi alat pengindera atau sensor-sensor plus saklar, yang selanjutnya terintegrasi ke dalam otak mesin melalui sistem elektronik (ECU) ini.
Penjelasan di atas, sudah jelas bisa bikes ambil kesimpulan. Seperti apa dan bagaimana keunggulan teknologi tersebut. Namun, terlepas dari itu semua. Kekhawatiran masyarakat terhadap pemahaman teknologi injeksi, Tetap saja diliputi berbagai polemik dan argumen yang berbeda-beda pula. Dimulai dari anggapan bahwa injeksi sangat rentan rusak, perawatannya susah. Bahkan cenderung, berkata tidak praktis.
Well, meski diprediksi oleh berbagai kalangan pecinta dan pelaku otomotif. Bahwa dimulai tahun-tahun mendatang. Tiap pabrikan akan mulai banyak menelurkan unit, yang dibekali teknologi injeksi. Tentu saja. Hal itu pun diamini oleh Yurry Pribadi, selaku Promotion Yamaha area Jawa Barat. “ dua sampai empat tahun kedepan.  Semua motor Yamaha akan memakai teknologi fuel Injeksi”, tandasnya.
Lantas, bagaimana asumsi masyarakat Indonesia menyikapi teknologi tersebut sekarang ini. Selain harganya mahal, ditunjang dengan susahnya perbaikan ketika rusak. hal itu Jelas, masih menjadi momok bagi masyarakat. Meski, ada sebagian orang yang sadar tentang keunggulan injeksi tersebut.
Berbuntut asumsi “like or dislike” mengenai keunggulan teknologi tersebut. Ditunjang, dengan pemahaman product knowledge yang digemborkan oleh tiap pabrikan. Tentu saja hal itu, kembali lagi pada pemikiran dan pilihan bikes. Mau pilih mana?!

written by Ramdan Kurniawan 

Kembali ke Berita Lain..

Tidak ada komentar: